<a target='_blank' href='http://ads.liputan6.com/www/delivery/ck.php?n=9e624fd'><img border='0' alt='' src='http://ads.liputan6.com/www/delivery/avw.php?zoneid=89&n=9e624fd' /></a>
BERITA TERPOPULER
<a target='_blank' href='http://ads.liputan6.com/www/delivery/ck.php?n=877f7ba'><img border='0' alt='' src='http://ads.liputan6.com/www/delivery/avw.php?zoneid=90&n=877f7ba' /></a>
Kendati demikian, lagu yang menunjukkan gadis berusia 13 tahun ini berputar-putar dengan tidak nyaman ini telah membukukan sedikitnya 16 juta hits di situs YouTube. Rebecca bahkan mengalahkan gempa dan tsunami Jepang sebagai trending topics di mikroblog Twitter. "Saya sangat tersanjung. Begitu banyak orang-orang berbakat yang ternyata mengetahui lagu saya," kata Rebecca di akun Twitter-nya.
"Kemarin Kamis, sekarang Jumat, besok Sabtu, dan Minggu datang setelahnya," demikian satu baris lirik dalam lagu tersebut. Saking hambarnya lirik lagu ini, majalah Time memberi label Friday sebagai "level baru bagi definisi buruk" sementara Yahoo mengatakan lagu Rebecca merupakan lagu terburuk sepanjang masa.
asli-unik.blogspot.com
Kritik terhadap lagu ini memang tidak aneh. Pasalnya Rebecca sendiri bukanlah gadis dengan bakat musik luar biasa. Friday ditulis bagi Rebeeca oleh Ark Music Factory, sebuah firma yang menawarkan para orangtua kaya kesempatan untuk membuat anak mereka menjadi bintang pop dengan biaya 1.200 pound. "Secara tidak sengaja, lagu ini justru membenarkan buruknya kualitas musik pop dunia saat ini," kata penulis majalah Rolling Stone, Matthew Perpetua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar