"..Video Norman justru memberi kesan bersahabat terhadap sosok polisi.."
Tugas sebagai polisi, apalagi di korps paramiliter Brigade Mobile, memang penuh tekanan. Berbeda dengan polisi lainnya, Korps Brimob dibebani fungsi untuk mampu menangani situasi darurat. Misalnya menangani kejahatan yang melibatkan senjata api, atau yang dalam menghadapinya dibutuhkan gerak cepat.
Polisi juga manusia, tentu butuh penyaluran akan hasrat seni--yang jelas dimiliki semua manusia. Ingat, seni adalah yang membuat manusia tetap menjadi manusia.
Maka, kita tak perlu bereaksi negatif melihat video yang sedang marak di jejaring sosial kita ini, video yang berisi aksi seorang anggota Korps Brimob (terlihat dari logo di bahu kanan sang petugas) yang menari sambil menirukan sebuah lagu India. Gayanya kocak dan segar. Simak videonya.
Si polisi diketahui bernama Norman Kamaru, berpangkat Brigadir Satu. Juru bicara Polda Gorontalo, Ajun Komisaris Besar Wilson Damanik, Senin (4/4), mengatakan tindakan Norman ternilai tak etis karena dua hal: Norman tengah menggunakan seragam, dan aksinya dilakukan saat tugas. Polisi, kata Wilson, juga akan mengusut bagaimana video itu bisa menyebar di YouTube.
Lagu India yang dinyanyikan Norman itu adalah "Chaiyya Chaiyya", dinyanyikan oleh Sukhwinder Singh dan Sapna Awasthi. Lagu ini muncul di film Dil Se (1998) yang dibintangi Shahrukh Khan dan Malaika Arora. Pengarah musiknya adalah AR Rahman, yang lalu memenangi Oscar pada 2009 lewat aransemen musik dan lagu-lagu di Slumdog Millionaire (2008).
Lihat klip lagu ini, yang diambil dari film Dil Se:
Tambahan:
Menurut Koran Tempo Rabu (6/4), Norman, 26 tahun, baru setahun lima bulan menjadi polisi. Pria kelahiran Gorontalo itu menyanyikan Chaiyya Chaiyya sambil duduk dan berjoget di pos rumah dinas milik Brimob di Kelurahan Pohe, Kecamatan Kota Selatan, Kota Gorontalo.
Kata AKBP Wilson Damanik, Norman memang dikenal suka menyanyi lagu India. "Kalau ada acara di Polda, ia selalu menyumbangkan lagu," ujarnya. Norman, kata dia, tengah menghibur temannya untuk mengusir kejenuhan saat piket.
Norman mendapat banyak pembelaan. Anggota Komisi Kepolisian Nasional, Novel Ali, mengatakan sanksi apa pun untuk Norman tidaklah tepat. Memang, kata dia, selama berseragam polisi dilarang cengengesan atau bernyanyi. Tapi Norman tak melakukan pelanggaran signifikan. "Polisi itu juga tak sedang mabuk atau menggunakan narkoba," kata dia.
Di ranah maya, dukungan untuk Norman mengalir. Selain di Facebook dan Twitter, di artikel ini sendiri, dari 10 ribuan komentar pada Rabu pagi, sebagian besar memberi apresiasi terhadap aksi Norman.
Komentar seorang pengguna Yahoo! bernama Novan S, video Norman justru memberi kesan bersahabat terhadap sosok polisi atau Brimob. Sehingga, kata Novan, ketika melihat polisi orang tak hanya mengingat "ditilang", "galak", atau justru mengingatkan diri agar jangan melihat polisi karena "bahaya".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar