Nilai tukar mata uang rupiah melemah dua poin terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot antarbank Jalarta, Jumat sore, setelah sempat menguat secara signifikan.
Kurs rupiah terhadap dolar AS melemah menjadi Rp8.713 dibanding pada posisi sebelumnya Rp8.711.
Pengamat pasar uang, Lana Soelistianingsih, di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa nilai tukar rupiah masih berada dalam posisi stabil kendati saat ini bergerak melemah.
"Rupiah masih stabil, melemahnya hanya tipis tidak signifikan," kata dia.
Ia mengemukakan, mata uang nasional ini masih dalam kecenderungan menguat mengikuti penguatan mata uang Asia lainnya.
Penguatan juga terjadi pada sebagian bursa Asia, termasuk IHSG yang juga masih berada dalam posisi tren penguatan.
Ia mengatakan, nilai tukar rupiah tampaknya masih mempunyai ruang untuk melanjutkan penguatan pada Maret ini.
Selain itu, kata dia, pergerakan rupiah juga tergantung pada faktor eksternal yaitu modal asing yang masuk ke Indonesia.
"Dalam jangka pendek ini investor global belum melakukan perubahan portofolio apakah akan keluar dari pasar Asia ataukah justru menambah portofolionya pada negara non-Jepang sebagai substitusi jangka pendek termasuk ke pasar Indonesia," katanya.
Hal ini, lanjut dia, akan mendorong potensi penguatan rupiah dalam jangka menengah selama tidak ada perubahan berarti pada fundamental ekonomi Indonesia.
Sementara itu, PT Monex Investindo Futures dalam kajiannya memaparkan, pelaku pasar melihat bank Indonesia mengintervensi pasar saat dolar AS terpuruk.
Pihak BI berkomitmen tidak akan membiarkan rupiah menguat terlalu jauh agar tidak berdampak buruk terhadap perekonomian dalam negeri.
Sementara itu, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah pada Jumat bergerak menguat keposisi Rp8.708 dibanding sebelumnya Rp8.722.
sumber : antara News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar